Didalam suatu pembelajaran Matematika, tidak dipungkiri bahwa bukanlah suatu hal yang mudah untuk mencapai suatu pembelajaran yang efektif dan efisien. Sehingga pada pembelajaran matematika banyak tercipta suatu model pembelajaran, salah satunya adalah model pembelajaran Matematika Realistik (RME).
Jadi pada kesempatan ini kita akan membahas tentang Model Pembelajaran Matematika Realistik atau lebih dikenal dengan singkatan nama RME. Langsung saja kita bahas sebagai berikut ini.
Model Pembelajaran Realistik sendiri adalah suatu pendekatan yang menjanjikan untuk memperbaiki dan meningkatkan pemahaman peserta didik tentang matematika.
RME berakar pada penafsiran Hans Freudental tentang matematika sebagai aktivitas manusia dan menonjolkan aktivitas dalam kehidupan yang berkaitan dengan matematika.
RME berakar pada penafsiran Hans Freudental tentang matematika sebagai aktivitas manusia dan menonjolkan aktivitas dalam kehidupan yang berkaitan dengan matematika.
Ini adalah sebuah kegiatan, yang sebagian besar tergambar dari pengorganisasian atau matematisasi materi pelajaran, yang diambil dari realita kehidupan sehari-hari siswa.
Situasi ini sebenarnya dapat mencakup masalah kontekstual atau konteks matematika murni untuk pelajar di mana mereka mengalami masalah yang disajikan sebagai sesuatu yang relevan dan nyata.
Situasi ini sebenarnya dapat mencakup masalah kontekstual atau konteks matematika murni untuk pelajar di mana mereka mengalami masalah yang disajikan sebagai sesuatu yang relevan dan nyata.
Oleh karena itu peserta didik belajar matematika dengan materi pelajaran matematika dari konteks nyata dan dari kegiatan matematika mereka sendiri, bertentangan dengan pandangan tradisional yang menyajikan matematika kepada mereka sebagai sistem siap pakai dengan aplikasi umum.
Jika pembelajaran matematika tradisional menjadikan siswa pasif, pada pembelajaran matematika realistik menjadikan sebaliknya, siswa akan aktif pada proses pembelajaran.
Jika pembelajaran matematika tradisional menjadikan siswa pasif, pada pembelajaran matematika realistik menjadikan sebaliknya, siswa akan aktif pada proses pembelajaran.
Dua poin penting tentang pandangan matematika yang harus dihubungkan pada realita dan matematika sebagai aktivitas manusia.
1. Matematika harus dekat dengan anak-anak dan relevan dengan setiap situasi kehidupan sehari-hari. Namun, kata 'realistis', merujuk bukan hanya untuk koneksi dengan dunia nyata, tetapi juga mengacu untuk situasi masalah yang nyata dalam pikiran siswa.
Untuk masalah yang harus disajikan kepada para siswa ini berarti bahwa konteks bisa menjadi dunia nyata tetapi ini tidak selalu diperlukan. Hal ini tergantung dari materi yang akan dibahas itu sendiri.
2. Gagasan matematika sebagai aktivitas manusia. Matematika pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembimbingan penciptaan kembali, dimana siswa dapat mengalami proses yang sama dengan proses yang mereka alami dalam pelajaran matematika.
Yang dimaksud dengan penciptaan adalah langkah-langkah dalam proses belajar, sementara makna pembimbingan adalah instruksional dalam proses pembelajaran.
Prinsip Pembelajaran Matematika Realistik
Dalam Pembelajaran Matematika Realistik ada 3 prinsip utama yang perlu kita ketahui, yakni:
1. Reinvention dan Mathematising Progresif
Adalah penciptaan kembali melalui progresif-demokratisasi matematsasi. Menurut prinsip ini, para siswa harus diberi kesempatan untuk mengalami proses yang sama dengan proses di mana matematika diciptakan.
2. Phenotnenology Didactical (Freudenthal, 1983)
Freudenthal mendefinisikan fenomenologi didactical sebagai studi tentang hubungan antara fenomena yang merupakan konsep matematika dan konsep itu sendiri.
Dalam fenomenologi, fokusnya adalah pada bagaimana interpretasi matematika membuat fenomena dapat diakses untuk penalaran dan perhitungan.
Dalam fenomenologi, fokusnya adalah pada bagaimana interpretasi matematika membuat fenomena dapat diakses untuk penalaran dan perhitungan.
Fenomenologi didactical dapat dilihat sebagai desain karena menunjukkan cara untuk mengidentifikasi kegiatan instruksional yang mungkin mendukung kegiatan individu dan diskusi seluruh kelas di mana siswa terlibat dalam matematisasi progresif.
Menurut fenomenologi didactical, situasi di mana topik matematika dapat di pelajari dari lingkungan disekitar mereka.
Menurut fenomenologi didactical, situasi di mana topik matematika dapat di pelajari dari lingkungan disekitar mereka.
3. Self – developed models (Model yang dikembangkan sendiri)
Prinsip ketiga ditemukan dalam peran bahwa model yang dikembangkan sendiri berperan dalam menjembatani kesenjangan antara pengetahuan informal dan matematika formal.
Dalam menyelesaikan masalah kontekstual, siswa diberi kebebasan untuk membangun sendiri model matematika terkait dengan masalah kontekstual yang dipecahkan. (lanjutan self - developed models...)
Dalam menyelesaikan masalah kontekstual, siswa diberi kebebasan untuk membangun sendiri model matematika terkait dengan masalah kontekstual yang dipecahkan. (lanjutan self - developed models...)
Sebenarnya pembahasan ini saya kutip dari artikel berbahasa inggris yang
saya translate kan dengan Google Translate, walaupun begitu dengan
struktur kalimat yang kurang tepat dan rapi semoga bisa sedikit memberi
pemahaman tentang RME.
Demikianlah penjelasan tentang model pembelajaran matematika realistik secara singkat, semoga penjelasan diatas dapat bermanfaat bagi kita.
Ref : Lembaran materi dari dosen
Sekedar saran.. bisa minta tolong.. tahun penulisannya di tuliskan di ujung artikel...?
ReplyDeleteBisa minta tolong.. kalau bisa.. tanggal penulisannya di Tulis di bagian bawa artikel
ReplyDelete